Jenis Data Penelitian Geografi
Data dalam penelitian Geografi dapat dikategorikan berdasarkan Sifat (Nature) dan Sumber (Source) asalnya.
A. Berdasarkan Sifat (Nature)
Pengkategorian ini membagi data menjadi hal-hal yang dapat dihitung (angka) dan hal-hal yang bersifat deskriptif (penjelasan).
|
Jenis Data |
Penjelasan |
Contoh dalam
Penelitian Geografi |
|
1. Data Kuantitatif |
Data yang berbentuk angka (numerik)
dan dapat diolah dengan perhitungan statistik. Data ini fokus pada seberapa
banyak, seberapa besar, atau seberapa sering suatu
fenomena terjadi. |
|
|
2. Data Kualitatif |
Data yang berbentuk deskripsi, narasi,
gambar, atau kata-kata yang menjelaskan suatu fenomena secara
mendalam. Data ini fokus pada mengapa dan bagaimana suatu
fenomena terjadi. |
|
B. Berdasarkan Sumber (Source)
Pengkategorian ini membagi data berdasarkan dari mana data tersebut diperoleh.
1. Data Primer (Data Utama)
Data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dari lapangan, sumber, atau objek penelitian.
Ciri-ciri: Data mentah, baru, dan belum diolah pihak lain.
Contoh:
Hasil Observasi: Catatan tentang jenis fasilitas yang tersedia dan kondisinya saat ini (misalnya, jumlah tempat sampah yang rusak).
Hasil Wawancara: Jawaban lisan langsung dari narasumber (misalnya, "Sejak ada wisata, pendapatan saya naik 30%").
Hasil Kuesioner/Angket: Data isian dari pengunjung tentang tingkat kepuasan mereka.
Pengukuran Langsung: Data koordinat lokasi (dengan GPS) atau mengukur kedalaman air (sederhana).
2. Data Sekunder (Data Pendukung)
Data yang telah ada dan dikumpulkan oleh pihak lain, bukan oleh peneliti itu sendiri. Data ini berfungsi sebagai pendukung dan pembanding bagi data primer.
Ciri-ciri: Sudah tersedia, seringkali sudah diolah, dan didapatkan dari dokumen atau arsip.
Contoh:
Peta Topografi/Peta Tematik: Peta yang menunjukkan bentuk lahan dan penggunaan lahan Waduk Wadaslintang.
Data Statistik: Jumlah kunjungan wisatawan tahunan dari Dinas Pariwisata.
Dokumen Resmi: Profil Desa/Kecamatan yang berisi data kependudukan, ekonomi, dan potensi wilayah.
Laporan Penelitian Terdahulu: Buku, jurnal, atau artikel berita yang berkaitan dengan sejarah atau potensi Waduk Wadaslintang.
C. Berdasarkan Cara Memperolehnya (Data Geografi Spesifik)
Dalam Geografi, ada data yang membutuhkan teknologi khusus dalam pengumpulannya:
|
Jenis Data |
Penjelasan |
Contoh |
|
Data Terestrial |
Data yang dikumpulkan melalui pengukuran atau
pengamatan langsung di permukaan Bumi (di darat/lapangan). |
Pengambilan sampel air, pengukuran suhu udara,
wawancara, dan observasi langsung. |
|
Data Penginderaan Jauh (Inderaja) |
Data yang diperoleh tanpa kontak langsung dengan
objek, biasanya menggunakan satelit, drone, atau foto udara. |
Citra satelit untuk melihat
perubahan luas genangan air waduk dari tahun ke tahun atau untuk memetakan
sebaran lahan kritis di sekitarnya. |
|
Data Sistem Informasi Geografis (SIG) |
Data keruangan (spasial) dan data atribut yang
dikelola dalam sistem komputer untuk analisis. |
Data digital peta potensi ekowisata yang
terintegrasi dengan data non-spasial (misalnya, lokasi warung A dengan data
omzetnya). |
Populasi dan Sampel Penelitian Geografi
Dalam penelitian Geografi, konsep populasi dan sampel penting digunakan jika Anda meneliti fenomena sosial atau survei yang melibatkan banyak subjek atau objek.
I. Populasi (Keseluruhan)
Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang memiliki karakteristik dan kriteria tertentu yang menjadi sumber data penelitian.
|
Kategori Populasi |
Penjelasan |
Contoh Penerapan
(Waduk Wadaslintang) |
|
Populasi Objek |
Keseluruhan benda, tempat, atau fenomena Geografi
yang diteliti. |
Semua bangunan yang
berlokasi dalam radius 200 meter dari Waduk Wadaslintang. |
|
Populasi Subjek |
Keseluruhan individu atau manusia yang memiliki
karakteristik terkait topik. |
Seluruh kepala keluarga di
Desa Rahayu yang berbatasan langsung dengan waduk (jika meneliti dampak
ekonomi). |
|
Populasi Data/Peristiwa |
Keseluruhan peristiwa atau data yang tercatat dalam
periode tertentu. |
Seluruh catatan
transaksi/penjualan dari warung di area wisata selama 1 tahun terakhir. |
II. Sampel (Perwakilan)
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dan dianggap dapat mewakili karakteristik seluruh populasi tersebut.
Tujuan Pengambilan Sampel: Untuk efisiensi waktu, biaya, dan tenaga, karena meneliti seluruh populasi (sensus) seringkali tidak praktis.
Kriteria Sampel yang Baik: Sampel harus representatif (mewakili), artinya karakteristik sampel harus mendekati karakteristik populasi.
III. Teknik Sampling (Cara Pengambilan Sampel)
Untuk penelitian Geografi sederhana tingkat SMA, disarankan menggunakan teknik yang praktis dan mudah dipahami:
1. Probability Sampling (Setiap Subjek Punya Peluang Sama)
Teknik di mana setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
|
Teknik Sampling |
Penjelasan Sederhana |
Contoh Penerapan
(Waduk Wadaslintang) |
|
Simple Random Sampling |
Pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan
strata. |
Jika ada 100 pedagang, ambil 20 pedagang dengan
mengundi nomor lapak mereka (semua pedagang punya peluang sama). |
|
Systematic Sampling |
Pengambilan sampel berdasarkan urutan tertentu
setelah penetapan titik awal acak. |
Mengambil setiap pengunjung ke-10 yang melewati
gerbang utama waduk untuk diwawancarai. |
2. Non-Probability Sampling (Peluang Tidak Sama)
Teknik di mana pengambilan sampel didasarkan pada pertimbangan tertentu dari peneliti, bukan berdasarkan peluang matematis.
|
Teknik Sampling |
Penjelasan Sederhana |
Contoh Penerapan (Waduk Wadaslintang) |
|
Purposive Sampling (Penentuan
Bertujuan) |
Peneliti memilih sampel berdasarkan kriteria atau
tujuan spesifik penelitian. Ini sangat sering digunakan di SMA. |
Memilih hanya pengunjung yang membawa keluarga
karena penelitian ingin fokus pada potensi wisata keluarga. Atau hanya
mewawancarai pemilik homestay karena penelitian fokus pada
penginapan. |
|
Accidental Sampling
(Penentuan Kebetulan) |
Peneliti mengambil sampel dari siapa saja yang kebetulan
ditemui di lokasi penelitian dan bersedia menjadi responden. |
Menyebarkan kuesioner kepada 30 orang pengunjung
pertama yang ditemui di spot foto waduk pada hari penelitian. |
|
Snowball Sampling (Bola Salju) |
Penentuan sampel dimulai dari satu atau dua orang,
kemudian subjek tersebut diminta menunjuk subjek lain yang relevan (cocok
untuk mencari informan kunci). |
Mewawancarai Kepala Desa, lalu Kepala Desa diminta
menunjuk Tokoh Masyarakat atau pengusaha lokal yang paling
berpengaruh untuk diwawancarai selanjutnya. |
IV. Catatan Khusus: Informan Kunci
Dalam penelitian Geografi yang bersifat Kualitatif (seperti analisis potensi), kamu tidak selalu menggunakan istilah "sampel," tetapi menggunakan Informan Kunci.
Informan Kunci (Key Informants): Subjek yang dipilih secara khusus (menggunakan Purposive Sampling) karena mereka memiliki otoritas, pengetahuan mendalam, atau informasi penting terkait fenomena yang diteliti (misalnya, Pengelola Wisata, Pakar Lingkungan, atau Kepala Dinas terkait).
