Teknik Pengumpulan Data Penelitian Geografi
Teknik pengumpulan data adalah langkah-langkah sistematis yang digunakan peneliti untuk memperoleh informasi yang valid dan relevan di lapangan.
1. Observasi (Pengamatan Langsung)
Observasi adalah teknik mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek, fenomena, atau kondisi lingkungan Geografi di lokasi penelitian.
Tujuan Geografi: Mendapatkan data primer tentang kondisi fisik, pola keruangan, penggunaan lahan, dan interaksi manusia dengan lingkungan.
Jenis Observasi:
Observasi Partisipasi: Peneliti ikut terlibat dalam kegiatan subjek yang diteliti (jarang digunakan di SMA).
Observasi Non-Partisipasi: Peneliti hanya mengamati dari luar tanpa terlibat langsung, seringkali menggunakan Lembar Observasi (Checklist) sebagai panduan.
Contoh Penerapan (Waduk Wadaslintang):
Mengamati dan mencatat jenis-jenis sarana prasarana ekowisata yang tersedia (toilet, spot foto, gazebo).
Mengamati pola sebaran pedagang di sekitar waduk (memanjang atau mengelompok).
Membuat sketsa peta sederhana penggunaan lahan di area pintu masuk.
2. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab lisan secara langsung antara peneliti dan narasumber (informan) yang memiliki pengetahuan atau pengalaman terkait topik penelitian.
Tujuan Geografi: Mendapatkan data kualitatif mendalam berupa opini, alasan, riwayat, atau pengalaman yang tidak dapat diperoleh hanya dari pengamatan.
Jenis Wawancara:
Terstruktur: Peneliti menggunakan daftar pertanyaan baku yang disusun sebelumnya.
Semi-Terstruktur: Peneliti menggunakan panduan pertanyaan, namun alurnya fleksibel dan dapat berkembang sesuai jawaban informan.
Informan Kunci: Pilih orang yang benar-benar ahli atau berwenang (misalnya, Kepala Desa, Pengelola Wisata, Tokoh Masyarakat).
Contoh Penerapan (Waduk Wadaslintang):
Wawancara dengan Pengelola Wisata mengenai rencana pengembangan dan kendala yang dihadapi.
Wawancara dengan Pemilik Usaha mengenai dampak ekonomi yang mereka rasakan sejak waduk dikembangkan menjadi ekowisata.
3. Kuesioner/Angket (Survei)
Kuesioner adalah teknik pengumpulan data berupa daftar pertanyaan tertulis yang disebarkan kepada sejumlah responden (sampel).
Tujuan Geografi: Mengumpulkan data kuantitatif dari sampel besar dalam waktu singkat, terutama untuk mengukur persepsi, preferensi, atau tingkat kepuasan.
Ciri Kuesioner SMA: Pertanyaan harus singkat, jelas, dan menggunakan pilihan jawaban tertutup (misalnya, Skala Likert seperti Sangat Puas - Puas - Tidak Puas) untuk mempermudah analisis data kuantitatif.
Contoh Penerapan (Waduk Wadaslintang):
Menanyakan kepada Pengunjung mengenai tingkat kepuasan terhadap kebersihan waduk.
Menanyakan tentang preferensi pengunjung terhadap jenis atraksi wisata yang paling diminati (misalnya, naik perahu, spot foto, atau tracking).
4. Studi Dokumentasi (Arsip dan Data Sekunder)
Studi dokumentasi adalah teknik mengumpulkan data dari dokumen, catatan, arsip, atau laporan yang sudah tersedia dan dibuat oleh pihak lain.
Tujuan Geografi: Memperoleh data sekunder yang berfungsi sebagai data pembanding, data historis, atau data pendukung statistik resmi.
Contoh Sumber Data:
Data Tertulis: Laporan tahunan Dinas Pariwisata (jumlah kunjungan), Peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), atau Profil Desa.
Data Spasial: Peta yang sudah dicetak (misalnya Peta Topografi, Peta Penggunaan Lahan), atau citra satelit yang sudah diolah.
Data Non-Tekstual: Foto-foto historis Waduk Wadaslintang sebelum dikembangkan.
Contoh Penerapan (Waduk Wadaslintang):
Mencari data jumlah pengunjung resmi per bulan atau per tahun dari Dinas Pariwisata.
Mencari Peta Tata Ruang Kecamatan Padureso untuk melihat alokasi lahan sekitar waduk.
5. Pengukuran Lapangan (Geografi Fisik/Teknis Sederhana)
Teknik ini melibatkan penggunaan alat untuk mendapatkan data Geografi fisik yang spesifik.
Tujuan Geografi: Mengumpulkan data kuantitatif mengenai kondisi fisik suatu lokasi.
Peralatan Sederhana:
GPS (atau fitur lokasi di smartphone): Untuk mengukur koordinat dan menentukan posisi suatu objek wisata secara akurat.
Termometer: Untuk mengukur suhu udara atau suhu air.
Alat Ukur Jarak Sederhana (misalnya, meteran): Untuk mengukur luasan area wisata atau lebar jalan akses.
Contoh Penerapan (Waduk Wadaslintang):
Mencatat koordinat geografis spot foto utama (misalnya, 7°38'20''S, 109°49'50''E).
Mengukur jarak (panjang) jalan akses dari jalan raya utama menuju pintu masuk waduk.
Teknik Pengolahan Data Penelitian Geografi Sederhana
Pengolahan data dibagi menjadi dua tahap utama: Pengolahan Awal (Persiapan) dan Penyajian Data.
I. Pengolahan Awal (Persiapan Data)
Tahap ini memastikan data yang sudah dikumpulkan bersih, lengkap, dan siap untuk dianalisis.
1. Editing (Pemeriksaan Data)
Penjelasan: Kegiatan memeriksa kelengkapan, kejelasan, dan konsistensi data yang telah dikumpulkan, baik dari kuesioner, catatan observasi, maupun wawancara.
Contoh Penerapan:
Memeriksa apakah semua pertanyaan dalam kuesioner sudah terisi penuh oleh responden.
Memastikan catatan lapangan (observasi) tidak ada yang kabur atau ambigu.
Memeriksa apakah jawaban wawancara dari informan kunci logis dan relevan dengan topik.
2. Coding (Pemberian Kode)
Penjelasan: Kegiatan mengubah data kualitatif (berupa huruf atau kategori) menjadi kode-kode angka untuk mempermudah penghitungan, terutama pada data dari kuesioner.
Contoh Penerapan:
Jawaban kuesioner "Sangat Puas" diberi kode 5, "Puas" diberi kode 4, "Netral" diberi kode 3, dan seterusnya.
Jenis usaha diberi kode: Warung Makan = 1, Penyewaan Perahu = 2, Homestay = 3.
3. Tabulating (Penyusunan Tabel)
Penjelasan: Kegiatan menyusun data ke dalam bentuk tabel frekuensi atau tabel silang (untuk data kuantitatif) atau matriks ringkasan (untuk data kualitatif) agar mudah dihitung dan disajikan.
Contoh Penerapan:
Membuat tabel yang berisi jumlah frekuensi (f) dan persentase (%) jawaban pengunjung untuk setiap tingkat kepuasan.
Membuat matriks ringkasan yang berisi kutipan kunci dari wawancara yang dikelompokkan berdasarkan tema (misalnya, tema "Kendala Dana" dan "Dampak Positif Ekonomi").
II. Penyajian Data (Visualisasi Hasil)
Setelah data bersih, data perlu disajikan secara informatif sebelum dianalisis.
4. Analisis Spasial Sederhana (Pemetaan)
Penjelasan: Mengolah data keruangan (spasial) yang didapat dari observasi dan GPS untuk menyajikan kondisi Geografi lokasi penelitian dalam bentuk visual.
Contoh Penerapan:
Membuat Peta Tematik Sederhana Waduk Wadaslintang yang menunjukkan:
Lokasi spot foto, tracking area, dan homestay.
Pola sebaran fasilitas (toilet, parkir).
Pola penggunaan lahan di sekitar area wisata.
5. Penyajian Visual (Grafik dan Diagram)
Penjelasan: Menyajikan data kuantitatif (hasil tabulasi) ke dalam bentuk visual yang menarik dan mudah dipahami.
Jenis Penyajian:
Diagram Batang: Cocok untuk membandingkan jumlah frekuensi dari beberapa kategori (misalnya, perbandingan jumlah pengunjung harian/mingguan).
Diagram Lingkaran (Pie Chart): Cocok untuk menunjukkan perbandingan proporsi atau persentase (misalnya, persentase tingkat kepuasan pengunjung).
Grafik Garis: Cocok untuk melihat tren atau perubahan dari waktu ke waktu (misalnya, tren kenaikan pendapatan pedagang selama enam bulan terakhir).
6. Narasi Deskriptif (Kualitatif)
Penjelasan: Menyajikan data kualitatif (hasil wawancara dan observasi) dalam bentuk teks atau cerita yang sistematis dan informatif. Narasi ini harus disusun berdasarkan tema-tema yang telah ditetapkan.
Contoh Penerapan:
Mengelompokkan kutipan-kutipan wawancara tentang "peran masyarakat" dan menyusunnya menjadi sebuah paragraf deskriptif di Bab IV (Hasil dan Pembahasan).
Menjelaskan secara rinci kondisi fisik dan keunikan ekosistem Waduk Wadaslintang berdasarkan catatan observasi.
Tahap | Fokus Utama | Output |
Pengolahan Data (Teknik di atas) | Menyederhanakan, membersihkan, dan menata data mentah. | Tabel Frekuensi, Diagram, Peta Tematik, Narasi Terstruktur. |
Analisis Data (Langkah Selanjutnya) | Menginterpretasi (memberi makna) data yang sudah diolah untuk menjawab Rumusan Masalah. | Kesimpulan, Saran, dan Penemuan. |
Teknik Analisis Data Penelitian Geografi Sederhana
Analisis data dalam penelitian Geografi sederhana tingkat SMA umumnya berfokus pada Analisis Deskriptif, baik kuantitatif maupun kualitatif, serta analisis keruangan (spasial).
I. Analisis Deskriptif Kuantitatif (Mengolah Angka)
Teknik ini digunakan untuk menggambarkan dan meringkas data kuantitatif (angka) tanpa membuat kesimpulan yang terlalu umum (generalisasi) atau uji hipotesis yang kompleks.
1. Perhitungan Frekuensi dan Persentase
Penjelasan: Menghitung jumlah kemunculan suatu data (frekuensi) dan mengubahnya menjadi perbandingan dalam bentuk perseratus (persentase). Ini adalah teknik dasar yang wajib digunakan untuk data dari kuesioner.
Tujuan: Mengetahui proporsi atau dominasi suatu variabel.
Rumus Sederhana:
Contoh Penerapan (Waduk Wadaslintang):
Menghitung bahwa 75% dari pengunjung menyatakan Sangat Puas terhadap keindahan alam waduk.
Menghitung bahwa 60% dari usaha di sekitar waduk adalah warung makan.
2. Perhitungan Rata-Rata (Mean) dan Skala Sederhana
Penjelasan: Menghitung nilai rata-rata dari data numerik, sering digunakan untuk data penilaian (skor Likert).
Tujuan: Mendapatkan nilai tengah atau nilai umum dari suatu variabel.
Contoh Penerapan (Waduk Wadaslintang):
Menghitung rata-rata skor kepuasan pengunjung terhadap fasilitas (misalnya, rata-rata skor kepuasan adalah 4,2 dari skala 5).
Jika skor 4,2, peneliti dapat menyimpulkan bahwa secara umum tingkat kepuasan pengunjung berada pada kategori tinggi.
II. Analisis Deskriptif Kualitatif (Memberi Makna pada Kata)
Teknik ini digunakan untuk menganalisis data non-angka (wawancara, observasi) untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang fenomena yang diteliti.
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Penjelasan: Proses menyeleksi, memfokuskan, dan mengabstraksikan data kualitatif mentah (catatan tebal wawancara atau observasi) agar lebih mudah dipahami dan dikelola.
Tujuan: Membuang informasi yang tidak relevan dan menonjolkan tema-tema kunci.
Contoh Penerapan (Waduk Wadaslintang):
Dari transkrip wawancara, peneliti hanya mengambil kutipan-kutipan yang relevan dengan dua tema utama: "Potensi Wisata" dan "Dampak Ekonomi Lokal".
2. Interpretasi Temuan (Kesimpulan Sementara)
Penjelasan: Memberikan tafsiran atau makna terhadap data yang sudah direduksi dan disajikan. Ini adalah langkah awal dalam menjawab rumusan masalah.
Tujuan: Menghubungkan temuan di lapangan dengan konsep teori Geografi.
Contoh Penerapan (Waduk Wadaslintang):
Temuan: Pola permukiman di dekat waduk cenderung memanjang (linier).
Interpretasi: Ini terjadi karena permukiman mengikuti jalur akses jalan yang merupakan simpul transportasi utama menuju pusat keramaian wisata, sesuai dengan Teori Pola Permukiman Linier (konsep Geografi).
3. Triangulasi (Pengujian Keabsahan Data Sederhana)
Penjelasan: Teknik membandingkan atau mencocokkan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber, metode, atau waktu yang berbeda.
Tujuan: Meningkatkan keabsahan (validitas) temuan penelitian.
Contoh Penerapan (Waduk Wadaslintang):
Membandingkan data peningkatan pendapatan yang diklaim oleh pengusaha lokal (hasil wawancara) dengan data peningkatan jumlah pengunjung dari Dinas Pariwisata (data sekunder). Jika kedua data sinkron, temuan dianggap lebih kuat.
III. Analisis Spasial (Analisis Keruangan)
Analisis yang spesifik dalam Geografi, berfokus pada hubungan antar fenomena dalam ruang.
1. Analisis Deskriptif Keruangan (Spatial Description)
Penjelasan: Menjelaskan fenomena berdasarkan lokasinya, penyebarannya, dan hubungan interaksi antarruang.
Tujuan: Menjawab pertanyaan "Di mana" dan "Mengapa di sana".
Contoh Penerapan (Waduk Wadaslintang):
Deskripsi: Menjelaskan bahwa warung makan terkonsentrasi (mengelompok) di dekat area parkir utama, sementara homestay tersebar jauh dari pusat keramaian.
Hubungan Interaksi: Menjelaskan bahwa masyarakat yang tinggal di desa yang lebih jauh dari waduk memiliki interaksi ekonomi yang lebih rendah dibandingkan masyarakat yang tinggal di desa penyangga terdekat.
2. Analisis Kesesuaian Lahan dan Potensi
Penjelasan: Menilai apakah suatu potensi pemanfaatan lahan sudah sesuai dengan karakteristik fisik dan non-fisik lokasi Geografinya.
Contoh Penerapan (Waduk Wadaslintang):
Potensi: Area perkemahan.
Analisis: Menilai apakah area tersebut memiliki kelerengan yang aman (tidak curam) dan aksesibilitas yang mudah, serta jauh dari zona rawan bencana (misalnya, longsor atau genangan air waduk yang tinggi). Jika sesuai, potensi dapat dikembangkan.
Kesimpulan Analisis
Analisis data Geografi sederhana diakhiri dengan proses penarikan kesimpulan, yaitu merangkum semua temuan dari ketiga jenis analisis (kuantitatif, kualitatif, dan spasial) menjadi jawaban akhir yang tuntas terhadap seluruh Rumusan Masalah penelitian.
