Analisis Data SIG
1) Analisis Overlay (Tumpang Tindih):
Teknik menggabungkan beberapa lapisan data spasial untuk melihat hubungan dan interaksi antar elemen. Contohnya, menggabungkan data ketinggian, jenis tanah, dan kadar air untuk menentukan daerah rawan erosi.
2) Analisis Buffering:
Membentuk zona penyangga atau buffer di sekitar objek spasial (titik, garis, atau poligon) untuk menentukan area yang terpengaruh atau memiliki karakteristik tertentu. Contohnya adalah menentukan area terdampak banjir lahar dingin di sekitar wilayah Gunung Merapi.
Digunakan untuk data yang berbentuk jaringan, seperti jalan atau jaringan pipa. Analisis ini bertujuan mencari rute tercepat, analisis aliran air, atau distribusi layanan.
4) Analisis Permukaan (Surface Analysis) atau 3 Dimensi :
Melibatkan pemodelan dan analisis data tiga dimensi untuk menggambarkan topografi, seperti ketinggian dan lereng suatu wilayah.
5) Analisis Klasifikasi:
Mengelompokkan data spasial menjadi beberapa kategori. Contohnya, membuat klasifikasi jenis lahan menjadi area pemukiman, sawah, atau hutan,
Penerapan Analisis Data SIG
1. Analisis Overlay
a) Mitigasi Bencana
Contoh: Menggabungkan peta curah hujan, topografi (ketinggian), dan kepadatan penduduk untuk mengidentifikasi daerah rawan banjir atau longsor.
b) Kesesuaian Lahan
Contoh: Melakukan tumpang susun peta jenis tanah, kemiringan lereng, ketersediaan air, dan iklim untuk menentukan lokasi yang paling cocok untuk jenis tanaman tertentu.
c) Perencanaan Tata Ruang
Contoh: Menggabungkan peta infrastruktur (misalnya, jalan dan utilitas), kepadatan penduduk, dan zona bahaya (misalnya, banjir) untuk menentukan lokasi yang ideal untuk pembangunan zona hijau, kawasan industri, atau permukiman.
d) Manajemen Lingkungan dan Konservasi
Contoh: Menggabungkan data tutupan hutan, keanekaragaman hayati, dan sumber air untuk mengidentifikasi area habitat kritis atau kawasan yang perlu dilindungi.
e) Kesehatan dan Epidemiologi
Contoh: Menganalisis tumpang susun peta penyebaran penyakit dengan data demografi (seperti kepadatan penduduk) dan sumber polusi untuk menentukan strategi intervensi yang tepat, seperti area penyemprotan massal untuk penyakit demam berdarah.
2. Analisis Buffering
a) Perencanaan Tata Ruang dan Kota:
- Menentukan area dalam radius tertentu dari fasilitas (misalnya, sekolah, rumah sakit) untuk pembangunan fasilitas baru.
- Menganalisis dampak pembangunan infrastruktur baru, seperti jalan, terhadap area pemukiman atau lingkungan sekitarnya.
b) Manajemen Sumber Daya Alam dan Lingkungan:
- Memetakan area yang rentan terhadap banjir atau bencana lainnya di sekitar sungai atau zona rawan.
- Mengevaluasi dampak lingkungan dari industri, seperti penambangan, dengan membuat zona penyangga di sekitar lokasi untuk melihat potensi area yang tercemar atau terganggu.
c) Kesehatan Masyarakat:
- Menganalisis seberapa jauh jangkauan layanan fasilitas kesehatan untuk mengidentifikasi daerah yang sulit dijangkau.
- Memahami persebaran penyakit atau dampak sanitasi terhadap lingkungan sekitar.
d) Analisis Dampak dan Risiko:
- Mengidentifikasi zona yang terpengaruh oleh suatu kegiatan, seperti zona kebisingan atau polusi dari suatu proyek.
- Menganalisis potensi dampak suatu proyek terhadap penggunaan lahan, seperti lahan pertanian, hutan, atau wilayah resapan air.
- Perencanaan Rute: Menemukan rute terpendek atau tercepat untuk kendaraan (truk, bus, ambulans) melalui jaringan jalan.
- Analisis Kemacetan: Mengidentifikasi area yang sering mengalami kemacetan untuk perencanaan perbaikan infrastruktur.
- Logistik: Merencanakan rute pengiriman yang hemat waktu dan bahan bakar untuk perusahaan logistik.
- Distribusi Air dan Listrik: Memantau aliran dan mengidentifikasi potensi titik kegagalan dalam jaringan distribusi.
- Perluasan Jaringan: Merencanakan ekspansi jaringan utilitas untuk menjangkau area baru secara efisien.
- Respons Cepat: Menentukan rute respons tercepat untuk ambulans, pemadam kebakaran, dan polisi ke lokasi darurat.
- Tata Ruang: Merancang jaringan jalan yang efisien dan menentukan lokasi optimal untuk fasilitas umum seperti sekolah atau rumah sakit.
- Aksesibilitas: Menganalisis akses masyarakat terhadap fasilitas publik atau kawasan tertentu.
- Penempatan BTS: Perusahaan telekomunikasi dapat menganalisis area untuk penempatan antena guna memastikan cakupan sinyal yang optimal dan menghindari area yang belum terjangkau.
- Analisis penggunaan lahan dan tata ruang dengan membuat peta berbagai jenis tutupan lahan (pemukiman, sawah, hutan).
- Pembuatan peta kontur untuk melihat bentuk dan ketinggian medan, yang penting untuk perencanaan pembangunan infrastruktur seperti jalan atau drainase.
- Pembuatan DEM untuk memahami pola aliran permukaan dan merancang sistem drainase yang efektif.
- Pemetaan dan pengelolaan kawasan konservasi atau hutan.
- Analisis kesuburan tanah dan memprediksi hasil panen di sektor pertanian.
- Identifikasi dan pemetaan daerah rawan bencana seperti banjir, longsor, atau gempa bumi.
- Melakukan simulasi dampak bencana dengan menggabungkan data ketinggian (DEM) dan data curah hujan untuk memperkirakan wilayah yang akan terpengaruh, seperti dijelaskan TechnoGIS Indonesia.
- Menganalisis dampak perubahan iklim atau polusi dengan memetakan area yang terkena.
- Memetakan habitat spesies untuk strategi konservasi yang efektif.