A. Pengertian, Paradigma, Pendekatan dan Indikator Pembangunan
1. Pengertian Pembangunan
Dalam geografi, pembangunan adalah suatu proses perubahan sosial dan ekonomi yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat suatu wilayah, dengan memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan secara sadar dan terencana untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kebutuhan generasi mendatang
2. Paradigma Pembangunan
Paradigma pembangunan top down adalah model di mana perencanaan dan keputusan pembangunan berasal dari pemerintah pusat ke masyarakat (dari atas ke bawah), sementara bottom up adalah model yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan pembangunan (dari bawah ke atas). Top down menekankan efisiensi dari perencanaan terpusat, sedangkan bottom up mengutamakan kesesuaian pembangunan dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat lokal.
3. Pendekatan Pembangunan
a. Pembangunan Berwawasan Kependudukan
Pendekatan pembangunan berwawasan kependudukan adalah strategi pembangunan yang menempatkan penduduk sebagai fokus utama pembangunan, baik sebagai subjek (pelaku) maupun objek (penerima manfaat). Tujuannya adalah meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidup penduduk secara berkelanjutan melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia, kesehatan, pendidikan, serta partisipasi aktif penduduk dalam pembangunan. Konsep ini terintegrasi dengan pembangunan manusia dan pembangunan berkelanjutan, dengan menekankan kesetaraan dan keselarasan antara pertumbuhan penduduk dan potensi pembangunan.
b. Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Pendekatan pembangunan berwawasan lingkungan adalah sebuah konsep pembangunan yang sadar dan terencana, yang mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dalam setiap aspek pembangunan untuk memastikan kelestarian sumber daya alam, mencegah kerusakan lingkungan, serta meningkatkan kualitas hidup manusia saat ini dan generasi mendatang. Pendekatan ini mewujudkan pembangunan berkelanjutan dengan menyeimbangkan kebutuhan ekonomi, sosial, dan lingkungan melalui perencanaan tata ruang yang bijaksana, pemanfaatan teknologi ramah lingkungan, dan pengelolaan sumber daya yang efisien.
c. Pembangunan Berkelanjutan
Pendekatan pembangunan berkelanjutan adalah pendekatan holistik untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi, keadilan sosial, dan kelestarian lingkungan untuk memenuhi kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Pendekatan ini berlandaskan pada tiga pilar utama—ekonomi, sosial, dan lingkungan—yang saling bergantung dan harus terintegrasi dalam semua kegiatan pembangunan.
d. Pembangunan Berpusat pada Manusia
Pendekatan pembangunan berpusat pada manusia adalah strategi pembangunan yang memprioritaskan peningkatan kesejahteraan, kemandirian, partisipasi, dan potensi manusia secara berkelanjutan, bukan sekadar pertumbuhan ekonomi semata. Pendekatan ini memandang manusia sebagai subjek dan tujuan utama pembangunan, bukan sebagai objek yang dikontrol. Fokusnya adalah pemberdayaan masyarakat, keadilan sosial, dan ekologi manusia, sehingga pembangunan yang dihasilkan menguntungkan semua pihak dan mendukung keberlanjutan.
4. Indikator Keberhasilan Pembangunan
a. Pertumbuhan Ekonomi
b. Pemerataan Distribusi
c. Indeks Kualitas Hidup
Pertumbuhan Ekonomi:
Diukur dari peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) atau pendapatan nasional.
Pendapatan Per Kapita:
Menunjukkan peningkatan kesejahteraan masyarakat berdasarkan pendapatan nasional dibagi jumlah penduduk.
Pengurangan Kemiskinan dan Ketimpangan:
Tingkat kemiskinan yang menurun dan distribusi pendapatan yang lebih merata menunjukkan keberhasilan pembangunan.
Tingkat Tabungan:
Peningkatan tabungan menunjukkan kemampuan masyarakat untuk melakukan investasi, yang penting untuk pertumbuhan ekonomi.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM):
Indikator yang mengukur capaian pembangunan manusia berdasarkan tiga komponen dasar: angka harapan hidup, angka melek huruf (pendidikan), dan standar hidup layak.
Akses Pelayanan Kesehatan:
Ketersediaan dan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang baik untuk meningkatkan kualitas hidup.
Peningkatan Tingkat Pendidikan:
Angka literasi dan akses pendidikan yang lebih tinggi menunjukkan investasi pada sumber daya manusia.
Urbanisasi:
Peningkatan proporsi penduduk yang tinggal di perkotaan, terutama terkait dengan perkembangan sektor industri, bisa menjadi indikator pembangunan.
Pembangunan Berkelanjutan:
Pembangunan yang mempertimbangkan dampak terhadap sumber daya alam dan lingkungan, serta tidak menciptakan ketidakstabilan sosial.
Kualitas Lingkungan Hidup:
Kualitas lingkungan yang terjaga dan tidak mengalami kerusakan akibat pembangunan, seperti yang diukur dalam indeks kualitas hidup.
5. Dampak Pembangunan Wilayah terhadap Perubahan Ruang Muka Bumi
a. Perubahan Muka Bumi sebagai Dampak Pembangunan
Pembangunan wilayah menyebabkan perubahan muka bumi seperti erosi, penurunan muka tanah (subsidence) karena beban bangunan dan pemadatan tanah, perubahan aliran air yang dapat menyebabkan banjir atau kekeringan, dan deformasi kerak bumi akibat urbanisasi. Selain itu, pembangunan juga menciptakan efek pulau panas perkotaan (UHI), mengubah lanskap fisik, dan meningkatkan risiko bencana alam seperti banjir dan tanah longsor di beberapa area.
b. Perubahan Muka Bumi sebagai Dampak Interaksi Antar Ruang
Interaksi antarruang dapat menyebabkan berbagai perubahan pada muka bumi, termasuk berkembangnya pusat pertumbuhan, perubahan penggunaan lahan dari pertanian menjadi permukiman atau industri, serta peningkatan sarana dan prasarana untuk mendukung mobilitas orang, barang, dan jasa. Selain itu, interaksi ini juga mengubah komposisi dan karakteristik sosial budaya penduduk suatu wilayah, serta dapat memunculkan masalah sosial seperti alih fungsi lahan dan hilangnya ruang terbuka hijau.
c. Perubahan Muka Bumi sebagai Dampak Bencana
Bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, banjir, dan kekeringan dapat mengubah muka bumi secara drastis. Dampaknya meliputi kerusakan dan perubahan pada lanskap seperti kerusakan bangunan, tanah longsor, erosi, perubahan struktur tanah, dan bahkan perubahan ekosistem laut seperti kerusakan terumbu karang.