Dwi Rahmanto
Dwi Rahmanto Welcome to my little corner of the internet!

Paradigma Pembangunan Kota

A. Pengertian

Cara pandang dalam perencanaan dan pembangunan kota untuk meningkatkat kemajuan, kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat kota.

Klasifikasi Paradigma Pembangunan Kota

1. Model Compact City

Model Compact City, atau kota kompak, adalah konsep perencanaan kota yang berfokus pada pembangunan berkepadatan tinggi dengan penggunaan lahan campuran (mixed-use development) untuk mengelola pertumbuhan kota secara efisien. Konsep ini muncul sebagai konsep baru akibat gagalnya model Urban Sprawl yang muncul pada era awal industrialisasi. Tujuannya adalah mengurangi jarak antara tempat tinggal, kerja, dan fasilitas lain, sehingga mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor, mendorong penggunaan transportasi publik yang berkelanjutan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Karakteristik Compact City:

a) pembangunan yang berpusat pada kepadatan tinggi, b) penggunaan lahan campuran (perumahan, komersial, dan publik dalam satu area), c) integritas lingkungan yang terkendali dengan batas yang jelas, d) aksesibilitas tinggi melalui transportasi publik dan non-motor, serta e) reduksi penggunaan kendaraan pribadi demi efisiensi dan keberlanjutan. 

 Berikut adalah jenis-jenis model compact city :

1. Model Vertikal (High-Rise):

Fokus: Mengatasi keterbatasan lahan dengan membangun secara vertikal melalui bangunan bertingkat tinggi. 

Karakteristik: Sering ditemukan di kota-kota yang dikelilingi oleh air atau batas alam, seperti Singapura dan Hong Kong, yang memaksa pertumbuhan ke atas untuk mengakomodasi populasi yang meningkat. 

2. Model Campuran Penggunaan Lahan (Mixed-Use Development):

Fokus: Menggabungkan berbagai fungsi (pemukiman, perkantoran, komersial, rekreasi) dalam satu area untuk mengurangi kebutuhan perjalanan jauh. 

Karakteristik: Kepadatan penduduk dan aktivitas pekerjaan yang tinggi, dengan campuran fungsi lahan yang sangat halus (penggunaan yang bervariasi dan kecil). 

3. Model Keterpaduan Infrastruktur dan Konektivitas:

Fokus: Membangun kota dengan infrastruktur yang efisien dan sistem transportasi multimoda yang mendukung mobilitas tinggi dalam area yang padat. 

Karakteristik: Tingkat aksesibilitas dan konektivitas jalan yang tinggi (internal/eksternal), termasuk trotoar dan jalur sepeda, serta kontrol terpadu atau terkoordinasi atas pengembangan lahan. 

4. Model Pembangunan Terbatas dan Terpadu:

Fokus: Membangun kota dalam batas-batas yang jelas dan terbaca, dengan pengelolaan yang terkoordinasi untuk menghindari pembangunan yang tidak terkendali atau urban sprawl. 

Karakteristik: Pengembangan yang terpusat, dengan perencanaan yang terpadu untuk memastikan sinergi antara kepadatan penduduk dan pengonsentrasian semua kegiatan kota. 

Contoh:

Jakarta, Surabaya, Paris, Tokyo, New York

Urban Sprawl 

adalah perluasan wilayah kota secara fisik yang tidak terencana, tidak terstruktur, dan menyebar ke daerah pinggiran, ditandai dengan pembangunan berdensitas rendah, zonasi fungsi tunggal, dan meningkatnya ketergantungan pada mobil pribadi. Fenomena ini sering kali berkonotasi negatif karena menyebabkan masalah sosial, ekonomi, dan lingkungan seperti peningkatan polusi, kemacetan, dan rusaknya lingkungan. 

Karakteristik Urban Sprawl :

a) Kepadatan penduduk yang rendah, b) penggunaan lahan yang tersebar dan sporadis, c) pola pembangunan yang tidak terencana (termasuk pola lompat katak atau leapfrog), d) zonasi yang terpisah dan homogen (fungsi tunggal seperti perumahan atau komersial), e) serta ketergantungan tinggi pada kendaraan pribadi. 

Tipe Urban Sprawl :

1. Perembetan Konsentris (Concentric Development):

Pertumbuhan kota yang merata ke semua bagian perkotaan yang sudah ada, dan bersifat lambat. 

Perembetan Konsentris (Concentric Development)

2. Perembetan Memanjang (Ribbon Development):

Perembetan kota yang mengikuti pola jaringan transportasi yang ada, sehingga pertumbuhan kota menjadi linier dan memanjang. 

Perembetan Memanjang (Ribbon Development)

3. Perembetan Melompat (Leapfrog Development):

Pertumbuhan kota yang tidak teratur dan tersebar, di mana area pembangunan diselingi oleh lahan kosong atau lahan yang belum dimanfaatkan. 

Perembetan Melompat (Leapfrog Development)

2. Model New City

Konsep kota "new city" adalah pembangunan kota baru yang dirancang dengan prinsip-prinsip modern dan berkelanjutan, seperti konsep Urbanisme Baru (menitikberatkan pada komunitas, ekologi, transportasi publik, dan ruang publik) dan Kota Cerdas (Smart City) (mengintegrasikan teknologi untuk efisiensi dan kualitas hidup). Kota baru juga dapat diartikan sebagai kota yang direncanakan untuk mengatasi masalah perumahan dan permukiman, atau kota yang dirancang untuk meningkatkan daya saing dan investasi melalui prinsip layak huni, hijau, dan cerdas. 

Karakteristik New City:

a) Perencanaan Terpadu dan Komprehensif; b) Infrastruktur dan Teknologi Canggih; c) Fokus pada Kualitas Hidup dan Keberlanjutan d) Tata Ruang dan Struktur Fungsional; e) Pendekatan Partisipatif dan Inklusif

Contoh:

Jakarta (BSD;ALAM SUTERA;PIK)

Surabaya (Pakuwon City)

Semarang (Bukit Semarang Baru)

3. Sustainable City

Pembangunan kota berkelanjutan (sustainable city) adalah pendekatan pembangunan perkotaan yang menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan pelestarian lingkungan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Karakteristik

a) penggunaan energi dan sumber daya secara efisien melalui energi terbarukan, b) pengelolaan limbah yang baik, serta c) infrastruktur hijau dan transportasi publik yang ramah lingkungan d) tata guna lahan yang cerdas (penggunaan campuran), e) menyediakan ruang terbuka hijau, dan f) mempromosikan gaya hidup aktif serta kesehatan warganya melalui desain kota yang mendukung aktivitas jalan kaki dan bersepeda. 

Contoh :

Indonesia (BSD, Jakarta, Surabaya, Bandung)

Luar Negeri (Singapore, Chengdu, Copenhagen, San Fransisco, Vancouver, Seattle

4. Smart City

Konsep smart city atau kota cerdas adalah pengembangan kota yang mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efisiensi, konektivitas, dan kualitas hidup warganya secara berkelanjutan. Pendekatan ini melibatkan pengelolaan sumber daya seperti energi dan air, pelayanan publik seperti transportasi dan kesehatan, serta partisipasi masyarakat melalui sistem yang terhubung dan inovatif. 

Karakteristik:

a) Integrasi Teknologi dan Infrastruktur; b) Lingkungan Cerdas (Smart Environment); c) Masyarakat Cerdas (Smart People); d) Mobilitas Cerdas (Smart Mobility); e) Pemerintahan Cerdas (Smart Governance); f) Kehidupan Cerdas (Smart Living); g) Ekonomi Cerdas (Smart Economy)

Contoh:

Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar, Yogyakarta
Luar Negeri (London;Singapore;Seoul;Barcelona)

5. Kota Religi dan Budaya

Konsep pembangunan kota religi dan budaya adalah pengembangan kota yang mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dan kebudayaan dalam perencanaan dan tata ruang, sehingga menciptakan lingkungan yang harmonis, beretika, dan memiliki identitas kuat sebagai pusat kegiatan spiritual dan budaya yang berkelanjutan, seperti yang tercermin dalam filosofi Tri Hita Karana di Bali dan konsep Catur Sagotra di Yogyakarta.

Karakteristik :

a) warisan sejarah dan arsitektur bernuansa keagamaan, b) perpaduan tradisi lokal dengan nilai-nilai agama, c) kehadiran situs-situs sejarah dan budaya seperti makam ulama atau bangunan bersejarah, d) masyarakat yang memiliki pemahaman dan praktik keagamaan yang kuat, e) serta keberagaman aktivitas yang mencerminkan akulturasi budaya dan agama.

Contoh:

Indonesia (Denpasar;Yogyakarta)

Luar Negeri (Mekah;Madinah;Yerusalem;Vatican)

Konsep Catur Sagotra di Yogyakarta:

Pengelolaan kota yang didasarkan pada empat komponen penting yang terintegrasi dalam satu kawasan: kraton (pemerintahan), masjid (religi), pasar (ekonomi), dan alun-alun (budaya). 

Konsep Tri Hita Karana di Bali:

Pembangunan yang berwawasan lingkungan dan spiritual, didasari oleh filosofi agama Hindu yang menekankan keharmonisan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam. 

Dwi Rahmanto
Dwi Rahmanto  Welcome to my little corner of the internet!

Komentar