Konsep nilai guna dalam kehidupan sehari-hari merujuk pada bagaimana suatu tempat atau sumber daya memiliki manfaat dan kegunaan yang berbeda-beda bagi individu atau kelompok. Contohnya, sebuah lahan subur di pedesaan memiliki nilai guna sebagai lahan pertanian, sedangkan di perkotaan, lahan tersebut mungkin lebih bernilai jika dijadikan area komersial atau perumahan.
Berikut beberapa contoh lain:
Pegunungan:
Bagi sebagian orang, pegunungan memiliki nilai guna sebagai tempat rekreasi dan olahraga (seperti pendakian), sementara bagi yang lain, nilai gunanya mungkin sebagai sumber mata air atau lokasi tambang.
Hutan:
Hutan dapat memiliki nilai guna sebagai tempat konservasi keanekaragaman hayati, sumber kayu, atau area pariwisata.
Sungai:
Sungai dapat dimanfaatkan untuk irigasi pertanian, sumber air bersih, transportasi, atau pembangkit listrik tenaga air.
Tanah:
Tanah memiliki nilai guna yang berbeda-beda tergantung pada lokasi dan kondisinya. Tanah subur di daerah pertanian akan memiliki nilai guna yang berbeda dengan tanah di daerah tandus atau rawa.
Barang:
Sebuah buku memiliki nilai guna sebagai sumber informasi, sedangkan kursi memiliki nilai guna untuk duduk. Bahkan, barang yang sama bisa memiliki nilai guna berbeda bagi orang yang berbeda. Misalnya, bagi seorang kolektor, buku langka bisa memiliki nilai guna yang sangat tinggi, sementara bagi orang lain, buku tersebut mungkin tidak memiliki nilai apa-apa.
Intinya, konsep nilai guna menunjukkan bahwa suatu tempat atau sumber daya memiliki potensi manfaat yang beragam, dan nilai kegunaannya bisa berbeda-beda tergantung pada perspektif dan kebutuhan penggunanya.