Dwi Rahmanto
Dwi Rahmanto Welcome to my little corner of the internet!

Penginderaan Jauh : Pengertian dan Komponen Penginderaan Jauh

Penginderaan Jauh (PJ) memiliki istilah yang berbeda di beberapa negara. Di negara Indonesia sering disingkat dengan PJ atau Indraja. Di beberapa negara lain dikenal dengan sebutan Remote Sensing (Inggris), Teledetection (Prancis), Fernerkundung (Jerman), Sensoriamento Remota, (Portugis), Distansionaya (Rusia), dan Perception Remota (Spanyol).

Untuk memahami pengertian pnginderaan jauh lebih mendalam, berikut ini merupakan pendapat dari para ahli PJ.

a. Lillesand dan Kiefer

Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah, atau gejala yang dikaji.

b. David T. Lindgren

Penginderaan jauh adalah berbagai teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan analisis informasi tentang bumi.

c. Paul J. Curran

Penginderaan jauh adalah penggunaan sensor radiasi elektromagnetik untuk merekam gambar lingkungan bumi yang dapat diinterpretasikan agar informasi yang berguna dapat diperoleh.

d. Wilson dan Buffon

Penginderaan jauh adalah suatu ilmu, seni dan teknik untuk memperoleh informasi tentang objek, area, dan gejala dengan menggunakan alat dan tanpa kontak langsung dengan objek, area, maupun gejala tersebut.

e. Kenichi Okamoto

Penginderaan jauh didefinisikan sebagai suatu teknik untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan menentukan objek, serta memperolehinformasi tentang sifat fisik mereka melalui analisis data pada objek yang dikumpulkan dengan menggunakan sensor jarak jauh.

f. American Society of Photogrametry

Penginderaan jauh merupakan pengukuran atau perolehan informasi tentang beberapa sifat objek atau fenomena dengan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung atau bersinggungan dengan objek atau fenomena yang dikaji.

Dari pendapat beberapa tokoh tersebut, dapat disimpulkan bahwa penginderaan jauh adalah ilmu, seni, dan teknik untuk merekam suatu objek, gejala dan wilayah dari jarak jauh tanpa adanya kontak langsung atau bersinggungan dengan alat pengindera berupa sensor buatan.

Komponen Penginderaan Jauh

Sistem merupakan serangkaian komponen yang saling bekerja secara terkoordinasi untuk dapat mencapai tujuan tertentu. Untuk memperoleh informasi geosfer melalui penginderaan jauh diduung oleh berbagai komponen. Menurut Sutanto (1986: 53) komponen penginderaan jauh terdiri dari sumber tenaga, atmosfer, interaksi dengan objek, sensor, perolehan data dan pengguna data. Tenaga yang berasal dari matahari tidak semuanya dapat mencapai bumi, maka interaksi antara tenaga dan atmosfer dimasukkan dalam system penginderaan jauh. Begitu pula dengan interaksi tenaga dan objek, karena interaksi keduanya menentukan besarnya tenaga yang dapat mencapai sensor.


KOMPONEN PENGINDERAAN JAUH :
a. Sumber Tenaga

Sumber tenaga dalam penginderaan jauh berkaitan dengan objek yang memantulkan tenaga. Sumber tenaga fungsinya agar sensor dapat merekam objek dari cahaya yang dipantulkan oleh objek. Tenaga yang digunakan adalah tenaga elektromagnetik, dengan sumber utamanya adalah matahari. Tenaga lain yang bisa digunakan adalah sumber tenaga buatan, sehingga dikenal adanya pengindraan jauh sistem pasif dan pengindraan jauh sistem aktif.

1. Penginderaan Jauh Sistem Pasif

Pada pengindraan jauh sistem pasif, tenaga yang menghubungkan perekam dengan objek di bumi dengan menggunakan tenaga alamiah yaitu matahari (dengan memanfaatkan tenaga pantulan), sehingga perekamannya hanya bisa dilakukan pada siang hari dengan kondisi cuaca yang cerah.

2. Penginderaan Jauh Sistem Aktif

Pada pengindraan jauh sistem aktif, perekamannya dilakukan dengan tenaga buatan (dengan tenaga pancaran), sehingga memungkinkan perekamannya dapat dilakukan pada malam hari maupun siang hari, dan di segala cuaca.

b. Atmosfer

Atmosfer mempunyai peranan untuk menghambat dan mengganggu tenaga atau sinar matahari yang datang (bersifat selektif terhadap panjang gelombang).Tidak semua spektrum elektromagnetik mampu menembus lapisan atmosfer, hanya sebagian kecil saja yang mampu menembusnya. Hambatan pada atmosfer disebabkan oleh debu, uap air, dan gas. Hambatan atmosfer ini berupa serapan, pantulan, dan hamburan. 

Hamburan adalah pantulan ke segala arah yang disebabkan oleh benda-benda yang permukaannya kasar dan bentukannya tidak menentu, atau oleh benda-benda kecil lainnya yang berserakan. Bagian dari spektrum elektromagnetik yang mampu menembus atmosfer dan sampai ke permukaan bumi disebut Jendela Atmosfer. Jendela Atmosfer yang paling banyak digunakan adalah spektrum tampak yang dibatasi oleh gelombang 0,4 mikrometer hingga 0,7 mikrometer.

c. Interaksi Tenaga dengan Objek

Setiap objek mempunyai sifat tertentu dalam memantulkan atau memancarkan tenaga ke sensor. Objek yang banyak memantulkan atau memancarkan tenaga akan tampak lebih cerah, sedangkan objek yang pantulan atau pancarannya sedikit akan tampak gelap. Interaksi antara tenaga dengan objek dibagi menjadi 3 ciri, yaitu:

1) ciri spektral, mendasarkan pada pengenalan pertama suatu objek, misal cerah dan gelap,

2) ciri spasial, mendasarkan pada perbedaan pola keruangannya, seperti bentuk, ukuran, tinggi, serta panjang, dan

3) ciri temporal, mendasarkan pada perbedaan waktu perekaman dan umur objek.

d. Sensor

Merupakan alat perekam yang dipasang pada wahana. Sensor dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :

1) Sensor Fotografik

Merekam obyek melalui proses kimiawi. Sensor ini menghasilkan foto. Sensor yang dipasang pada pesawat menghasilkan citra foto (foto udara), sensor yang dipasang pada satelit menghasilkan citra satelit (foto satelit)

2) Sensor Elektronik

Bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal elektronik ini direkam dalam pada pita magnetic yang kemudian dapat diproses menjadi data visual atau data digital dengan menggunakan komputer. Kemudian lebih dikenal dengan sebutan citra.

e. Wahana

Wahana adalah kendaraan yang digunakan untuk membawa sensor guna mendapatkan data indraja. Berdasarkan ketinggian peredaran dan tempat pemantulannya di angkasa, wahana dapat di bedakan menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut.

1. Pesawat terbang rendah sampai menengah, yaitu pesawat yang ketinggian pendaratannya antara 1.000 m dan 9.000 m di atas permukaan bumi.

2. Pesawat terbang tinggi, yaitu pesawat yang ketinggian peredarannya lebih dari 18.000 m di atas permukaan bumi

3. Satelit, yaitu wahana dengan 900 km di atas permukaan bumi.

f. Perolehan Data

Data yang diperoleh dari inderaja ada 2 jenis :

  • Data manual, didapatkan melalui kegiatan interpretasi citra. Guna melakukan interpretasi citra secara manual diperlukan alat bantu bernama stereoskop, stereoskop dapat digunakan untuk melihat obyek dalam bentuk tiga dimensi.
  • Data numerik (digital), diperoleh melalui penggunaan software khusus penginderaan jauh seperti ERDAS Imagine; ENVI ; ERMapper; PCI Geomatika.

g. Pengguna Data (User)

Pengguna data merupakan komponen akhir yang penting dalam sistem inderaja, yaitu orang atau lembaga yang memanfaatkan hasil inderaja. Jika tidak ada pengguna, maka data inderaja tidak ada manfaatnya. Salah satu lembaga yang menggunakan data inderaja misalnya adalah :

  • Bidang militer
  • Bidang kependudukan
  • Bidang pemetaan
  • Bidang Meteorologi dan Klimatologi





Dwi Rahmanto
Dwi Rahmanto  Welcome to my little corner of the internet!

Komentar