Dwi Rahmanto
Dwi Rahmanto Every Sphere has a Story

Teori Interaksi Desa-Kota 02 : Teori Titik Henti

 Teori Titik Henti : Memperkirakan Penempatan Lokasi Industri Dan Pelayanan Publik

Untuk memperkirakan penempatan lokasi industri di antara dua wilayah dapat menggunakan rumus Teori Henti (Breaking Point Theory) :

Teori Titik Henti (Breaking Point Theory) adalah hasil modifikasi dari Model Gravitasi JJ.Reilly. Teori ini memberikan gambaran tentang perkiraan posisi garis batas yang memisahkan wilayah-wilayah perdagangan dari dua kota atau wilayah yang berbeda jumlah dan komposisi penduduknya. Teori Titik Henti juga dapat digunakan dalam memperkirakan penempatan lokasi industry atau pusat pelayanan masyarakat. Penempatan dilakukan di antara dua wilayah yang berbeda jumlah penduduknya agar terjangkau oleh penduduk setiap wilayah.

Menurut teori ini jarak titik henti (titik pisah) dari lokasi pusat perdagangan (atau pelayanan sosial lainnya) yang lebih kecil ukurannya adalah berbanding lurus dengan jarak antara kedua pusat perdagangan. Namun, berbanding terbalik dengan satu ditambah akar kuadrat jumlah penduduk dari kota atau wilayah yang penduduknya lebih besar dibagi jumlah penduduk kota yang lebih sedikit penduduknya.
Rumus Teori Titik Henti adalah sebagai berikut.


DAB   = jarak lokasi titik henti

dAB   = jarak antara kota A dan B

PB     = jumlah penduduk kota yang lebih besar

PK      = jumlah penduduk kota yang lebih kecil

Contoh soal :


Berkaitan dengan perencanaan pembangunan wilayah, Teori Titik Henti dapat dimanfaatkan sebagai salah satu pertimbangan faktor lokasi. Teori Titik Henti dapat dimanfaatkan untuk merencanakan pusat-pusat pelayanan masyarakat, seperti pusat perdagangan (pasar, super market, bank), kantor pemerintahan, sarana pendidikan dan kesehatan, lokasi industri, ataupun fasilitas pelayanan jasa masyarakat lainnya.

Dwi Rahmanto
Dwi Rahmanto  Every Sphere has a Story

Komentar